Selasa, 20 November 2012

Tak Mudah Memaafkan

Ya, memaafkan memang tak mudah. Sekali pun orang yang meminta maaf itu adalah orang yang kita cintai. Memang, awalnya mungkin tak gampang. Namun, perlu diingat bahwa dalam suatu hubungan, baik dalam pernikahan maupun pertemanan, berlaku hukum take and give.Menurut penelitian, seni memaafkan ini baik untuk menjaga langgengnya kehidupan berumahtangga, pertumbuhan jiwa putra-putri Anda, dan diri Anda sendiri. Yuk, simak beberapa kiat berikut.

1. Jangan memendam kekesalan.
Anda tidak akan tahu bagaimana sebenarnya pendapat dan keinginan orang lain bila Anda tidak membicarakannya. Memendam suatu masalah dapat meyakiti diri orang lain, dalam hal ini suami dan juga diri Anda sendiri. Pasalnya, kita tak bisa ‘membaca’ pikiran pasangan masing-masing.
Sementara bagi diri sendiri, bukan hanya bisa menimbulkan penyakit fisik, melainkan juga penyakit kejiwaan seperti stres berkepanjangan. Semakin dini Anda membicarakan suatu masalah, semakin baik dampaknya bagi hubungan Anda berdua.
2. Akuilah kesalahan.
Persoalan tidak akan selesai bila Anda saling menyalahkan, atau bahkan melimpahkan kesalahan pada orang lain. Anda harus belajar berjiwa besar, dengan mau mengakui kesalahan Anda. Bila Anda bersedia menjauhkan rasa gengsi dan mendengarkan pasangan yang merasa tersakiti, semuanya akan lebih baik.
Tak harus menyetujui segala tuntutan pasangan, cukup dengan mendengarkan keluh kesahnya dan bersama-sama mencari jalan keluar masalah tersebut.
3. Pikirkanlah kelangsungan hubungan Anda.
Membina hubungan yang harmonis, terutama mahligai perkawinan, perlu terus dipupuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menciptakan hubungan yang harmonis merupakan ‘pertanda’, betapa berartinya Anda bagi pasangan Anda, dan sebaliknya. Perpisahan bukanlah solusi terbaik dari masalah dalam rumah-tangga. Ingat dampaknya bagi pertumbuhan jiwa putra-putri Anda.
Selain itu, sebaiknya jangan hanya melihat pasangan dari segi kesalahan yang diperbuatnya saja, tapi cobalah mengingat kebaikannya juga. Bagaimana dia bisa membuat Anda tertawa atau merasa ‘aman’ bila di dekatnya. Anda juga perlu ‘mengembalikan’ memori Anda mengenai betapa dia dahulu membuat Anda jatuh cinta setengah mati.
4. Mintalah pendapat atau bantuan pihak ketiga.
Kecenderungan yang nyaris terjadi pada semua pasangan adalah menghindar dari masalah. Bila masalah semakin pelik, karena Anda berdua sama-sama ngotot, Anda bisa mencari bantuan pada pihak ‘netral’ yang tentunya sudah sama-sama Anda kenal dan Anda percayai.
Untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan rumah-tangga, Anda bisa meminta bantuan orang yang lebih berpengalaman atau teman terdekat. Namun, bila sudah merembet pada kelangsungan perkawinan, Anda bisa menghubungi konselor perkawinan.
Dok. NOVA
Sumber

0 komentar:

Posting Komentar